news Content

Siswa di Mamasa jarang masuk karena ketidakhadiran Guru

Jakarta - Unggahan yang memuat 2 orang siswa SD di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) tengah memegang poster aduan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) beredar. Isi poster aduan tersebut tertulis soal jarangnya guru yang hadir ke sekolah untuk mengajar mereka.
"Pak Presiden Jokowi, kami jarang sekolah karena bapak guru jarang datang ke sekolah," bunyi tulisan dalam salah satu poster, dikutip dari detikSulsel, Sabtu (23/7/2022).

"Kami membutuhkan pendidikan yang layak. Kami membutuhkan guru yang selalu datang ke sekolah," demikian isi poster lainnya yang dibentangkan salah satu murid
Unggahan foto murid tersebut disebarkan oleh salah seorang pengguna Facebook bernama Achmad Faisal Dinejad pada Senin (11/7/2022) lalu. Achmad juga membubuhi unggahan dengan caption yang menunjuk pendidikan sebagai permasalahan utama di Mamasa.

"Mamasa masih seperti yang lalu, menarik untuk dibincang. Kekayaan alam yang melimpah, adat istiadat yang terjaga, juga aneka ragam skandal yang menumpuk. Yang paling fundamental adalah skandal pendidikan," tulis Achmad.
Kala dikonfirmasi wartawan, Achmad mengungkapkan, selama ini memang hanya ada tiga guru aktif yang mengajar secara bergantian untuk satu sekolah. Bahkan, kerap kali hanya ada satu guru yang hadir mengajar.

"Jadi di sana itu, yang disoroti itu PNS nya jarang datang. Selama ini yang aktif tiga orang guru sukarela, itulah yang mengisi proses (belajar) secara bergantian. Kadang murid tidak belajar karena kondisi seperti itu," kata Achmad.

"Sering tidak belajar, karena misalkan hanya satu orang yang datang guru sukarela, bagaimana caranya dia dieksekusi itu semua proses belajar karena di sana itu sampai kelas enam," imbuhnya lagi.
Achmad mengonfirmasi bawah siswa SD dalam unggahan tersebut berasal dari SD Negeri 010 Saluang, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa. Ia mengatakan foto diambil langsung oleh dirinya pada Senin pagi.

"Foto itu saya ambil waktu sekolah, hari Senin pagi-pagi, murid di situ," tuturnya.

Achmad juga mengakui telah menyuarakan perkara ini ke Kepala Sekolah SD Negeri 010 Saluang. Tidak sampai di situ, pada Mei lalu, ia bahkan menyampaikan aspirasinya melalui aksi unjuk rasa kepada pemerintah yang juga belum membuahkan hasil.

"Bulan lima kemarin, kami demo di Mamasa, persoalan itu (pendidikan) secara umum, dan tidak ada tanda-tanda (perbaikan)," ungkapnya.
Usai unggahan poster siswa SD Negeri 010 Saluang tersebut viral, Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar Akmal Malik bersama dengan Bupati Mamasa Ramlan Badawi mendatangi lokasi untuk mengecek kebenarannya. Di lokasi, kedua pejabat daerah tersebut menggelar pertemuan dengan pihak sekolah dan tokoh masyarakat setempat.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, Ramlan mengklaim adanya proses belajar mengajar di kelas meskipun kerap kali terkendala oleh situasi dan kondisi.

"Memang ada proses belajar mengajar (di SD Negeri 010 Saluang). Tapi kadang karena kondisi dan situasi, guru-guru negeri tidak hadir. Tapi kan ada guru honorer (juga) di sini," katanya, dikutip dari CNN Indonesia.
Kepala SD Negeri 010 Saluang Amran mengakui adanya proses belajar mengajar yang tidak maksimal. Meski demikian, hal itu diakui Amran semenjak adanya pandemi COVID-19.

"Waktu COVID-19 terhambur mereka (tidak ada yang datang ke sekolah), sebelum-sebelumnya luar biasa (anak-anak masih masuk sekolah)," tuturnya.

Amran juga menambahkan, akses jalan yang buruk ke sekolah menjadi salah satu penghambat kegiatan proses belajar mengajar di sekolah.

Content Type : news
Related Item Content Here